Add to Technorati Favorites   Personal Blogs   Top Blogs   Blog directory   Blogs Topsites - TOP.ORG   Personal blogs & blog posts   kehidupan, hidup   Personal Blogs - BlogCatalog Blog Directory

08 Maret, 2009

Kehidupan adalah Penitian Takdir

kehidupan
Saya dan para sobat mungkin pernah beberapa kali atau bahkan seringkali mengikuti seminar motivational. Pada dasarnya, meskipun dengan cara penyampaian yang berbeda-beda, para motivator biasanya menyampaikan bahwa kita harus mengubah cara hidup kita menjadi lebih produktif, berpikir positif, memiliki tujuan, bertindak, dan bertindak.

Tidak ada satu hal pun dari semua hal yang disebutkan diatas, yang saya tidak setuju. Saya fully agree dengan mereka, dan saya mencoba mengimplementasikan petunjuk mereka dalam kehidupan saya sehari-hari. Tapi, bagi saya pribadi, ada satu pendapat dari beberapa motivator yang bertentangan dengan dengan prinsip hidup saya, yaitu perkataan : "Akan menjadi apa kita 5 atau 10 tahun yang akan datang, tergantung dari apa yang kita kerjakan pada saat ini !"

Terus terang, saya memiliki opini hidup yang berbeda dengan pendapat mereka. Kalau pendapat mereka dianalogikan, ceritanya akan begini : Kalau kita mulai dari titik A dalam hidup kita, kemudian memiliki pilihan tindakan B dan C, maka kedua tindakan tersebut akan membawa konsekuensi yang berbeda bagi hidup kita. Misalnya, jika memilih B maka kita akan tiba di persimpangan pilihan D dan E, sementara jika memilih C maka kita akan tiba di persimpangan F dan G. Demikian seterusnya sehingga hidup kita akan melewati percabangan-percabangan yang semakin melebar, tergantung pilihan kita. Karena itulah, kita 10 tahun yang akan datang tergantung dari pilihan/tindakan yang kita lakukan pada saat ini.

Bagi saya, hidup/takdir sudah digariskan, dan dalam hidup kita hanya bergerak melewati titik-titik takdir kita. Analoginya seperti ini: Kita mulai dari titik A, memiliki pilihan B dan C. Bila memilih B maka yang mengikutinya adalah pilihan D dan E, sebaliknya jika memilih C maka yang mengikutinya adalah pilihan F dan G. Nah, perbedaannya, bila pendapat mereka pilihan-pilihan tersebut akan membuat cabang hidup kita semakin melebar dan berbeda, maka saya berpendapat, apapun pilihan kita, setelah melewati beberapa percabangan pilihan lain, takdir akan membawa kita ke satu titik yang sama (misalnya titik K), dan itu harus kita lalui. Demikian, kita akan "harus" melewati titik-titik takdir itu seumur hidup kita.

Pemahaman akan hidup yang seperti ini baru saya temukan lewat permenungan-permenungan, kurang lebih 10 - 15 tahun yang lalu, dan tidak datang dengan sendirinya. Pada saat itu, saya merenungkan perjalanan hidup saya sejak kecil dan perjalanan hidup beberapa orang lain yang bisa saya ketahui sejak mereka kecil. Saya menemukan, bahwa begitu banyak hal-hal "kebetulan" yang menggiring kita ke arah kejadian atau situasi tertentu beberapa waktu kemudian, dan setelah itu banyak "kebetulan-kebetulan" lainnya yang menggiring kita ke arah situasi lainnya. So, ada invisible hand yang sebenarnya mengarahkan jalan hidup kita, walaupun kelihatannya kita memiliki banyak pilihan setiap hari. Itulah yang disebut dengan destiny / takdir.

Jadi, menurut saya, hidup kita sudah digariskan, dan akan selalu melewati titik-titik yang ditakdirkan, apapun yang kita lakukan.

Lalu, kalau semua sudah digariskan, untuk apa berusaha/memilih ?

Manusia memiliki kehendak bebas (untuk memilih atau merespon suatu hal), dan kehendak bebas tersebut merupakan anugerah yang tidak terhingga, bukan untuk merubah takdir kita, namun untuk membuat kita tetap hidup. Karena, inti dari kehidupan bukanlah pada apa yang kita dapatkan, namun pada proses naik dan turun yang terjadi dan kesadaran kita mempergunakan kehendak bebas yang dianugerahkan. Walaupun saya meyakini bahwa takdir jalan hidup sudah digariskan, namun saya tidak pernah menjadi seorang fatalis yang tidak berbuat apa-apa. Bagi saya, tugas saya adalah berusaha dan memilih sebaik mungkin, sedangkan sisanya bukanlah hak dan urusan saya.

Beberapa hari yang lalu sempat menonton filem India yang sangat bagus, Slumdog Millionaire, menceritakan seorang pemuda yang berkat "pengalaman-pengalaman" masa lalunya berhasil memenangkan hadiah terbesar, karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan "kebetulan" diketahui jawabannya lewat pengalaman-pengalaman tersebut. Pertanyaannya, betulkah pengalaman tersebut adalah "kebetulan", ataukah "titik-titik takdir" yang menggiring takdir pemuda tadi menjadi pemenang acara tersebut dan menjadi milyarder?

Saya lebih meyakini jawaban yang kedua. Bagaimana dengan Sobat ?

1 comments:

Anonim,  06 April, 2010 18:39  

wah stuju banget mas, klo dalam sufi islam ada sebuah pegangan " dan mereka tidak ada lagi takut dan khawatir atas diri mereka" itu kan karena keyakinan merekan akan takdirNYA, dan prosesnya seperti mas tulis..

Posting Komentar

  © Blogger template AutumnFall by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP