Add to Technorati Favorites   Personal Blogs   Top Blogs   Blog directory   Blogs Topsites - TOP.ORG   Personal blogs & blog posts   kehidupan, hidup   Personal Blogs - BlogCatalog Blog Directory

13 Maret, 2009

Teka-Teki Topi Hitam dan Topi Putih

Hasil kelakar dengan beberapa teman, saya dibekali dua buah teka-teki yang cukup menarik. Materi teka-tekinya seputar topi hitam dan topi putih. Karena saya pikir teka-teki ini cukup menarik dan mengasah otak, nggak ada salahnya saya tulis di blog untuk para sobat, iseng-iseng mengasah otak dan buat hiburan.

Nah, gimana teka-tekinya ? Silakan baca lebih lanjut . . .

Teka-teki pertama

Seorang tuan rumah kedatangan 3 orang tamu, kemudian mengadakan permainan dengan ketiga orang tersebut. Permainannya begini : tuan rumah tersebut punya 5 buah topi, 3 topi berwarna hitam dan 2 topi berwarna putih. Ketiga orang tamu disuruh berdiri berbaris dari depan ke belakang. Yang paling depan (tamu A), diikuti di belakangnya oleh tamu B, dan yang paling belakang adalah tamu C. Kemudian, mereka ditutup matanya dan dipasangkan topi pada masing-masing kepala mereka. Setelah topi terpasang, tutup mata dibuka. Tamu C bisa melihat warna topi yang dipakai tamu A dan tamu B. Tamu B hanya bisa melihat warna topi yang dipakai tamu A. Sementara tamu A tidak bisa melihat apapun. Yang pasti, ketiganya tidak bisa melihat warna topi yang mereka pakai sendiri.

Nah, sekarang setiap tamu diminta untuk menebak warna topi yang dia pakai. Dimulai dari si tamu C. Ketika ditanya, tamu C tidak tahu. Kemudian tamu B ditanya juga, dan jawabannya tidak tahu. Ketika tamu A ditanya, dia ternyata tahu warna topi yang dipakainya. Pertanyaannya: Apa warna topi tamu A, dan mengapa tamu A bisa tahu warna topinya padahal dia tidak bisa melihat warna topi tamu lainnya ?

Ayo pikir duluuuuu ....... !

Sekarang pertanyaan kedua, lebih susah

Seorang raja hendak memilih perdana menteri untuk kerajaannya. Setelah memilih dari jutaan penduduk, hanya ada tiga orang yang dianggap terpandai di negeri tersebut (yang pasti, ketiga orang tersebut sangat pandai). Sang raja harus memilih satu orang saja yang paling bijaksana untuk menjadi perdana menterinya. karenanya, dia mengadakan sayembara menebak topi bagi ketiga orang tersebut. Mereka disuruh membentuk segitiga, saling berhadapan muka satu sama lain, sehingga orang yang satu bisa melihat seluruh badan dua orang yang lain.

Sayembaranya : Raja memberi tahu bahwa dia memiliki 5 topi dengan dua warna, 3 topi warna putih dan 2 topi warna hitam. Lalu, ketiga orang tersebut disuruh duduk di kursi. ditutup matanya, dipasangkan topi di kepalanya masing-masing, dan setelah topi terpasang, penutup mata dibuka. Jadi, masing-masing bisa melihat topi dua orang yang lain, tapi tidak bisa melihat topinya sendiri.

Kemudian raja berkata, "barang siapa yang tahu warna topi yang dipakainya, silakan berdiri, dan mengatakan warna topinya. Bila benar, dia yang akan diangkat sebagai perdana menteri !"

Cendekiawan A, B, dan C terdiam di kursi mereka. 1 menit, 2 menit, belum ada yang berdiri. Setelah 5 menit, cendekiawan C berdiri dan menyebutkan warna topinya dengan benar, kemudian diangkat menjadi perdana menteri.

Pertanyaannya : Apa warna topi cendekiawan C, dan mengapa dia bisa menebak warna topinya ?

Mikir laggiiiii ......., !


Jawaban pertanyaan pertama:

Topi yang dipakai tamu A berwarna hitam.

Mengapa tamu A bisa tahu tanpa melihat?

Kita telusuri lagi.
Jumlah topi ada 5, 3 hitam dan 2 putih. Ketika tamu C ditanya dan dia tidak tahu, berarti kemungkinannya: topi tamu A hitam dan topi tamu B putih, topi tamu A putih dan topi tamu B hitam, atau topi tamu A dan B berwarna hitam. Karena, jika topi tamu A dan B berwarna putih, tamu C akan tahu bahwa dia pasti kebagian topi warna hitam.

Sekarang tamu B. Mengapa dia tidak bisa menjawab? Karena dia melihat topi tamu A berwarna hitam, sehingga ada dua kemungkinan warna topinya, yaitu hitam dan putih. Jika warna topi tamu A adalah putih, dengan mudah tamu B bisa menerka warna topinya sendiri pasti hitam.

Nah, hanya dengan menggabungkan pola pemikiran si tamu C dan tamu B, tamu A yang pandai bisa menebak warna topinya adalah hitam, tanpa perlu melihat sebuah topi pun sebelumnya.

Sekarang jawaban pertanyaan kedua:

Warna topi Cendekiawan C adalah putih.

Mengapa dia bisa tahu ?

Ingat, jumlah topi 5, 3 putih dan 2 hitam.

Kita mulai dulu dari cendekiawan A. Jika saja warna topi dari B dan C dua-duanya hitam, pasti dengan mudah dia akan tahu topinya warna putih dan langsung berdiri. Berarti, warna topi A dan B ada dua kemungkinan: dua-duanya putih atau satu hitam satu putih. Untuk dua kemungkinan tersebut, A tetap tidak bisa menjawab karena warna topinya bisa hitam dan bisa putih.

Sekarang cendekiawan B. karena dia pintar, logika cendekiawan A sudah dia ketahui. Mengapa dia tidak bisa mnenjawab juga? karena topi cendekiawan A berwarna putih, sehingga topinya bisa berwarna hitam atau putih.

Sekarang cendekiawan C. Dia juga sebenarnya tidak bisa menjawab, karena baik A maupun B bertopi putih.

Nah, karena ketiganya adalah orang pandai, ketiganya pasti akan berdiri jika ada salah satu saja diantara mereka yang memakai topi hitam, karena mereka memiliki logika yang sama.

Jadi, kesimpulannya, ketiga cendekiawan tersebut mendapatkan topi putih, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa menebak warna topinya.

Mengapa si cendekiawan C bisa berdiri dan menebak warna topinya. Karena dia lah satu-satunya yang "aware" / sadar dengan runtutan logika tersebut, sehingga bisa dikatakan bahwa dialah yang paling bijaksana diantara ketiga cendekiawan.

Begitu lho jawaban kedua teka-teki diatas.

Masih bingung? Sama, saya juga bingung, ha ha ha ......


Orang pandai mengetahui posisi dirinya dari sinyal-sinyal yang diberikan orang-orang awam, kemudian bertindak sesuai dengan posisinya. Orang bijaksana mengetahui posisi dirinya dari sinyal-sinyal yang diberikan oleh orang-orang pandai, kemudian melakukan tindakan sesuai dengan posisinya

Baca Selanjutnya...

10 Maret, 2009

Saham Dunia Bertumbangan, Kehidupan Semakin Susah

kehidupanAwal pekan ini dibuka dengan bertumbangannya indeks saham di bursa-bursa besar dunia, yang saya yakin akan diikuti oleh penurunan harga saham di Indonesia karena minimnya sentimen positif dari dalam negeri.

Selama lima bulan terakhir ini sejak Oktober 2009, ekonomi dunia terguncang, menggulirkan efek domino terbesar sejak Great Depression di Amerika pada tahun 1930. Nilai investasi portofolio tereliminasi sebesar 50 triliun US dollar sampai akhir tahun 2008, dan akan terus terdepresiasi sampai tercipta kestabilan baru.

Sebagai seorang awam di bidang ekonomi makro, tanpa data-data hasil analisis di tangan, hanya berbekal dasar teori yang saya dapat waktu kuliah dulu, saya mencoba menganalisa keadaan ekonomi pada saat ini secara umum, khususnya perekonomian Indonesia.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini merupakan krisis keuangan yang paling serius, jauh lebih serius daripada krisis Asia pada tahun 1997. Krisis ini dipicu oleh kasus sub-prime mortgage di Amerika. bagi sobat yang belum begitu mengerti mengenai sub-prime mortgage crisis, saya coba terangkan sekilas sebagai berikut.

Sejak tahun 2001 - 2002, pada saat raksasa-raksasa dot com Amerika berkurang kontribusinya terhadap perekonomian domestik mereka, Amerika memulai suatu kampanye ekonomi dengan mengusung sebuah primadona baru, yaitu sektor perumahan (real estate). Berbagai kebijakan pemerintah dilakukan untuk mendorong berkembangnya sektor ini, para developer mendapat dukungan penuh dalam infrastruktur maupun promosi, dan isyu-isyu positif mengenai real estate mulai dihembuskan ke seluruh masyarakat Amerika.

Proyek ini berhasil dengan baik. Sejak tahun tersebut harga perumahan di Amerika terus mengalami kenaikan yang signifikan, orang-berlomba-lomba berinvestasi di bidang ini karena tingkat keuntungan yang menggiurkan, dan masyarakat umum Amerika mempergunakan housing loan untuk membeli rumah baru mereka. Sektor ini terus menggelembung, kewaspadaan dalam credit management menjadi merosot. Penduduk yang seharusnya hanya sanggup membeli sebuah rumah standar, diiming-imingi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang "Quick Credit" untuk membeli rumah baru atau rumah yang lebih besar. Pada saat mereka bertanya darimana mereka akan dapat membayar angsuran rumah mereka, para agen kredit yang masih junior menjawab bahwa harga rumah akan terus naik, dan mereka dapat meng-agun-kan kembali (refinancing) rumah mereka dengan jumlah yang lebih besar 2 - 3 tahun kemudian, dengan keuntungan mendapatkan dana tunai untuk membayar kredit dan keperluan lain.

Akibatnya, eforia terjadi, konsumerisme meningkat, dan sektor perumahan menjadi primadona. Mulai tahun 2004 - 2005, karena perusahaan pembiayaan memerlukan dana, mereka menggabungkan kredit-kredit mereka dalam cluster-cluster dan menjualnya ke bank-bank di Amerika. Kemudian, para ahli keuangan di Wallstreet meluncurkan suatu ide baru, yaitu menggabungkan cluster-cluster kredit tersebut dalam satu lot wadah yang lebih besar, yang dinamakan surat "sub-prime mortgage". Surat ini diperjual-belikan melalui pasar saham dan dibeli oleh perusahaan-perusahaan investasi di seluruh dunia, dengan nilai kapitalisasi yang sangat besar, dan terus menggelembung nilainya dari waktu ke waktu karena harga perumahan yang terus meningkat.

Sebenarnya, sejak tahun 2006 sudah ada beberapa ahli yang menyatakan kekuatiran mereka akan eforia ini, namun kekuatiran mereka lenyap ditelan badai optimisme. Keadaan ini terus berlanjut hingga akhir tahun 2007.

Sesuai dengan hukum kehidupan, gelembung itu akhirnya pecah pada akhir tahun 2007. Jumlah pembayaran hutang yang semakin lama semakin besar tidak dapat ditanggung lagi oleh sebagian masyarakat Amerika, dan kredit macet di bidang perumahan mulai bermunculan. Keadaan semakin memburuk di tahun 2008. Pemerintah Amerika mencoba untuk mengatasinya secara internal, namun pasar keuangan yang bersifar global tidak dapat dipengaruhi terlalu banyak. Karena pesimisme mulai merebak, indeks saham mulai terganjal dan mengalami penurunan, hingga puncaknya pada bulan Oktober 2008, ketika beberapa bank investasi besar seperti Lehman Brothers mengalami kesulitan keuangan yang parah dan terjungkal, pasar uang dunia mengalami hentakan dan ikut terpuruk.

Karena penyebabnya bersifat fundamental, maka krisis terus berkembang dari krisis keuangan menjadi krisis ekonomi yang juga menyerang sektor real. Pengangguran meningkat, ancaman PHK menjadi besar, daya beli menurun, dan hal ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia karena Amerika menyumbang sekitar 30% dari PDB dunia, hingga saat ini.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Seperti negara-negara lainnya, sektor pertama yang terkena dampak langsung adalah pasar saham dan pasar uang. Investor-investor asing menarik dana mereka sehingga pasar mengalami bearish, dana di pasar uang menjadi sangat ketat khususnya pada kuartal empat 2008, indeks saham rubuh, dan rupiah loyo.

Mulai awal tahun 2009, sektor real mulai terkena dampaknya. Industri-industri dengan pangsa pasar utama Amerika dan Eropa seperti garmen, tekstil, sepatu, mengalami tekanan yang hebat karena terputusnya permintaan. Produksi jauh menurun di bawah kapasitas, yang menyebabkan kerugian usaha dan kesulitan keuangan. Bayang-bayang PHK massal mulai muncul. Karena perekonomian Indonesia pada dasarnya merupakan perekonomian yang terbuka dengan hubungan yang erat terhadap Amerika, baik secara langsung maupun melalui Jepang dan Eropa, lambat laun sektor lain pun mulai terkena imbas. Demikian satu hal menyebabkan lain hal, dan terus berputar dalam lingkaran, menyebabkan backward effect, dan pada saat ini kita tengah berada dalam pusaran tersebut, yang semakin lama semakin lebar.

Sebenarnya pemerintah Indonesia tidak tinggal diam. Beberapa paket kebijakan digulirkan, mulai dengan diturunkannya BI rate di sektor keuangan, penggunaan cadangan devisa di pasar uang, peraturan bursa saham. Sementara di sektor real, kebijakan-kebijakan mengarah kepada nasionalisasi ekonomi (artinya: supplai domestik diserap oleh demand domestik). Selain itu, akselerasi proyek-proyek infrastruktur juga dilakukan untuk menyerap lapangan kerja dan mempertahankan lapangan usaha, yang diharapkan memberikan multiplier effect ke seluruh sektor lainnya. Sementara, kerjasama penyediaan dana darurat juga dilakukan dengan negara-negara Asia lainnya.

Nah, sampai dengan saat ini, keadaan mungkin belum terlalu buruk, karena sebagian efek krisis ini masih dapat "ditahan" baik oleh pemerintah maupun para pengusaha Indonesia. Namun, menurut saya, keadaan seperti ini tidak akan berlalu dalam waktu yang singkat, dan sejauh manakah pemerintah serta pengusaha Indonesia mampu "menahan" beban mereka, sehingga krisis tindak merebak ke seluruh lapisan masyarakat bawah dan menimbulkan efek domino yang besar.

Saya memilih untuk tidak berkomentar akan hal ini. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha, agar krisis di Indonesia "hanya" sampai disini saja, dan kehidupan seluruh masyarakat Indonesia tidak menjadi lebih buruk lagi.

Baca Selanjutnya...

08 Maret, 2009

Kehidupan adalah Penitian Takdir

kehidupan
Saya dan para sobat mungkin pernah beberapa kali atau bahkan seringkali mengikuti seminar motivational. Pada dasarnya, meskipun dengan cara penyampaian yang berbeda-beda, para motivator biasanya menyampaikan bahwa kita harus mengubah cara hidup kita menjadi lebih produktif, berpikir positif, memiliki tujuan, bertindak, dan bertindak.

Tidak ada satu hal pun dari semua hal yang disebutkan diatas, yang saya tidak setuju. Saya fully agree dengan mereka, dan saya mencoba mengimplementasikan petunjuk mereka dalam kehidupan saya sehari-hari. Tapi, bagi saya pribadi, ada satu pendapat dari beberapa motivator yang bertentangan dengan dengan prinsip hidup saya, yaitu perkataan : "Akan menjadi apa kita 5 atau 10 tahun yang akan datang, tergantung dari apa yang kita kerjakan pada saat ini !"

Terus terang, saya memiliki opini hidup yang berbeda dengan pendapat mereka. Kalau pendapat mereka dianalogikan, ceritanya akan begini : Kalau kita mulai dari titik A dalam hidup kita, kemudian memiliki pilihan tindakan B dan C, maka kedua tindakan tersebut akan membawa konsekuensi yang berbeda bagi hidup kita. Misalnya, jika memilih B maka kita akan tiba di persimpangan pilihan D dan E, sementara jika memilih C maka kita akan tiba di persimpangan F dan G. Demikian seterusnya sehingga hidup kita akan melewati percabangan-percabangan yang semakin melebar, tergantung pilihan kita. Karena itulah, kita 10 tahun yang akan datang tergantung dari pilihan/tindakan yang kita lakukan pada saat ini.

Bagi saya, hidup/takdir sudah digariskan, dan dalam hidup kita hanya bergerak melewati titik-titik takdir kita. Analoginya seperti ini: Kita mulai dari titik A, memiliki pilihan B dan C. Bila memilih B maka yang mengikutinya adalah pilihan D dan E, sebaliknya jika memilih C maka yang mengikutinya adalah pilihan F dan G. Nah, perbedaannya, bila pendapat mereka pilihan-pilihan tersebut akan membuat cabang hidup kita semakin melebar dan berbeda, maka saya berpendapat, apapun pilihan kita, setelah melewati beberapa percabangan pilihan lain, takdir akan membawa kita ke satu titik yang sama (misalnya titik K), dan itu harus kita lalui. Demikian, kita akan "harus" melewati titik-titik takdir itu seumur hidup kita.

Pemahaman akan hidup yang seperti ini baru saya temukan lewat permenungan-permenungan, kurang lebih 10 - 15 tahun yang lalu, dan tidak datang dengan sendirinya. Pada saat itu, saya merenungkan perjalanan hidup saya sejak kecil dan perjalanan hidup beberapa orang lain yang bisa saya ketahui sejak mereka kecil. Saya menemukan, bahwa begitu banyak hal-hal "kebetulan" yang menggiring kita ke arah kejadian atau situasi tertentu beberapa waktu kemudian, dan setelah itu banyak "kebetulan-kebetulan" lainnya yang menggiring kita ke arah situasi lainnya. So, ada invisible hand yang sebenarnya mengarahkan jalan hidup kita, walaupun kelihatannya kita memiliki banyak pilihan setiap hari. Itulah yang disebut dengan destiny / takdir.

Jadi, menurut saya, hidup kita sudah digariskan, dan akan selalu melewati titik-titik yang ditakdirkan, apapun yang kita lakukan.

Lalu, kalau semua sudah digariskan, untuk apa berusaha/memilih ?

Manusia memiliki kehendak bebas (untuk memilih atau merespon suatu hal), dan kehendak bebas tersebut merupakan anugerah yang tidak terhingga, bukan untuk merubah takdir kita, namun untuk membuat kita tetap hidup. Karena, inti dari kehidupan bukanlah pada apa yang kita dapatkan, namun pada proses naik dan turun yang terjadi dan kesadaran kita mempergunakan kehendak bebas yang dianugerahkan. Walaupun saya meyakini bahwa takdir jalan hidup sudah digariskan, namun saya tidak pernah menjadi seorang fatalis yang tidak berbuat apa-apa. Bagi saya, tugas saya adalah berusaha dan memilih sebaik mungkin, sedangkan sisanya bukanlah hak dan urusan saya.

Beberapa hari yang lalu sempat menonton filem India yang sangat bagus, Slumdog Millionaire, menceritakan seorang pemuda yang berkat "pengalaman-pengalaman" masa lalunya berhasil memenangkan hadiah terbesar, karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan "kebetulan" diketahui jawabannya lewat pengalaman-pengalaman tersebut. Pertanyaannya, betulkah pengalaman tersebut adalah "kebetulan", ataukah "titik-titik takdir" yang menggiring takdir pemuda tadi menjadi pemenang acara tersebut dan menjadi milyarder?

Saya lebih meyakini jawaban yang kedua. Bagaimana dengan Sobat ?

Baca Selanjutnya...

05 Maret, 2009

Life is beautiful

kehidupan

Hari ini saya terbangun jam setengah empat subuh, dan nggak bisa tidur lagi. Entah mengapa, mungkin karena pekerjaan di kantor yang cukup menumpuk dan memerlukan konsentrasi yang tinggi, jadi terbayang-bayang dan membuat cepat terbangun. Yaa, begitu lah keseharian saya, penuh dengan rutinitas dan masalah yang membuat saya harus berpikir mengenai target, tagihan, negosiasi ketat, approaching, dan detail-detail kecil lainnya. Setelah mikir ini mikir itu, akhirnya bosan sendiri, saya buka pintu belakang rumah, dan naik ke teras atap belakang tempat jemur pakaian. Di situ saya berbaring memandang langit.

Cuaca mendung, langit tertutup awan sehingga tampak biru kehitaman dan kosong. Sekitar sepuluh menit berlalu, saya terus memandangi kekosongan di atas sana. Tak ada yang lain, hanya saya dan langit. Saat mata memandang, pikiran menerawang, demikian luasnya kekosongan di hadapan saya entah di mana batasnya. Bumi, udara, bulan, planet-planet, tatasurya, galaksi. Ah, betapa kecilnya saya dalam semesta ini !

Sementara saya selalu berkutat dengan pikiran serta permasalahan dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, saya seringkali lupa bahwa kehidupan adalah take it for granted, semua diberikan secara cuma-cuma oleh Yang Maha Kuasa, bagi setiap orang termasuk saya, untuk dinikmati. Dalam kekerdilan sebuah debu alam semesta, saya seringkali terlelap, hanyut dalam rutinitas kehidupan yang kurang berarti, sementara sejuta keindahan yang lewat berulang-kali di depan mata kerap terlewatkan oleh padatnya jadwal dan janji.

Angin berhembus sedikit, dan saya coba nikmati setiap hirupan napas di pagi buta ini. Dalam kekosongan, di setiap hirupan napas, ada rasa syukur yang terlepas.
Syukur, karena saya masih dapat menikmati hirupan napas kehidupan pada hari ini.
Syukur, karena saya masih dapat bercengkrama dengan istri dan anak saya setiap hari.
Syukur, karena saya memiliki keluarga besar dan teman-teman yang perduli.
Syukur, karena setiap permasalahan membawa saya meloncat menuju tahap kedewasaan yang lebih tinggi.
Syukur, karena semua rutinitas ternyata tidak begitu penting dibandingkan kehidupan itu sendiri.

Nasib telah digariskan, dan tugas saya adalah merespons. Tiada positif, tiada negatif. Tiada baik, tiada buruk. Pagi ini saya bersyukur, dan pasrah kepada Dia yang Maha Tinggi. Keseharian adalah untuk dinikmati, problema adalah permainan, kebahagiaan adalah tujuan.

Turun dari teras belakang, sebelum siap-siap mandi, saya sempatkan menulis ini. Hari ini saya pergi ke kantor, mudah-mudahan bisa berbagi keceriaan dengan semua orang yang saya temui, karena keceriaan membawa kebahagiaan. Sore nanti pulang kerja mau nongkrong-nongkrong dulu sama teman-teman, ketawa-ketiwi dulu.

Life can be beautiful or bad, the only question is how we take our way to face this life. I got the answer this morning, that life is beautiful for me. Just hoping beautifulness of this life also come to all of you. Have a nice beautiful life today !


Baca Selanjutnya...

02 Maret, 2009

Kehidupan Itu Anugerah

Siang tadi saya mendapat forward cerita dari email seorang teman, yang berisi sebuah cerita singkat. Cerita ini begitu menyentuh, sehingga saya tuliskan kembali di blog ini. Karena merupakan forward berantai, saya tidak tahu siapa penulis aslinya dan tidak dapat mencantumkannya dalam posting ini. Bila kebetulan sang penulis membaca artikel ini, saya mohon maaf dan tolong beritahu saya sehingga nama anda dapat saya cantumkan di sini. Yang pasti, saya yakin cerita anda ini bisa menghibur orang-orang yang pada saat ini sedang berbeban berat, itulah yang saya harapkan juga. Have a nice read !

Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?' Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, 'Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya.'

* * * * *

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar - Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu -Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu - Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai - Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh - Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu - Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain - Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu - Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.

NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI !

Baca Selanjutnya...

01 Maret, 2009

Sepuluh Dimensi Kehidupan

kehidupanSemalam sebelum tidur, saya mencoba untuk merenungkan secara pribadi mengenai kehidupan. Kali ini permenungannya agak luar biasa, karena saya mencoba berandai-andai mengenai dimensi kehidupan. Awal permenungan berasal dari pertanyaan sederhana: jika di dunia ini terdapat alam manusia dan apa yang kita sebut alam roh, bagaimana alam-alam tersebut berhubungan satu sama lain?

Saya pernah membaca beberapa literatur agama dan spiritualisme, yang berbicara mengenai kekuatan meditasi untuk memasuki alam lain (alam astral), tujuh tingkat langit dan perjalanan Nabi Muhammad menyinggahi langit-langit tersebut, serta definisi-definisi mengenai surga dan neraka baik yang memandangnya sebagai suatu tempat (bersifat solid) maupun sebagai suatu keadaan (berhubungan dengan roh). Pagi ini, dengan bantuan Mr. Google, saya coba mencari kajian-kajian ilmiah mengenai hal tersebut, dan berkenalan dengan “teori untai” (string theory) yang dikembangkan oleh ahli-ahli metafisika pada saat ini, untuk menerangkan asal mula alam semesta dan rahasia sebelum terjadinya ledakan besar (big bang) pada big bang theory.

Hasilnya, adalah sebuah hipotesa yang bersifat personal mengenai dimensi-dimensi dalam kehidupan kita. Karena hipotesa ini merupakan hasil kajian pribadi dan mungkin bertentangan dengan keyakinan agama serta kepercayaan yang sobat anut, maka bagi sobat yang merasa hipotesa ini akan menyesatkan atau mengganggu keyakinan sobat, saya anjurkan untuk tidak meneruskan membaca artikel ini.

Well, saya mulai hipotesa saya dari sesuatu yang disebut dimensi. Menurut Wikipedia, dalam penggunaan umum, dimensi berarti parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sifat-sifat suatu objek—yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau ukuran dan bentuk. Dimensi nol adalah dimensi tanpa pergerakan, contohnya adalah sebuah titik. Oleh karenanya, dimensi ini juga disebut sebagai Dimensi Titik. Dimensi kesatu menggambarkan pergerakan di antara dua titik, yang bila digambarkan akan membentuk garis, inilah Dimensi Garis. Dimensi kedua menggambarkan pergerakan di antara tiga titik atau lebih dalam satu bidang datar, karenanya disebut Dimensi Bidang. Sebagai contoh, untuk menggambarkan suatu titik pada bidang (misalnya sebuah kota pada peta) dibutuhkan dua parameter— lintang dan bujur. Dengan demikian, ruang bersangkutan dikatakan berdimensi dua, dan ruang itu disebut sebagai bersifat dua dimensi. Apabila kita menggambarkan posisi pesawat terbang (relatif terhadap bumi) membutuhkan sebuah dimensi tambahan (ketinggian), maka posisi pesawat terbang tersebut dikatakan berada dalam ruang tiga dimensi (sering ditulis 3D), jadi dimensi ketiga disebut Dimensi Ruang.

Nah, yang selama ini kita rasakan, pelajari, dan kasat mata adalah dimensi nol sampai dimensi tiga. Keempat dimensi tersebut sangat mudah dipahami karena merupakan lingkungan dimana manusia hidup. Teori-teori yang tidak terbantahkan dan sudah terbukti sangat banyak membahas keempat dimensi ini.

Dalam perkembangan pengetahuan, muncul teori relativitas Einstein yang memasukkan waktu sebagai Dimensi Keempat. Menurut Enstein, pergerakan dari satu titik ke titik yang lain terlepas dari apakah pergerakan tersebut terjadi di dimensi bidang atau dimensi ruang, secara relatif akan dilihat oleh pihak ketiga sebagai pergerakan dua dimensi antara dua titik (bidang datar). Jika pihak ketiga (sebagai pihak yang melihat) juga dalam keadaan bergerak (dalam hal ini lebih cepat dari kecepatan cahaya) maka kombinasi antara bidang pergerakan dan waktu akan menghasilkan kecepatan relatif pergerakan tersebut dari sudut pandang pihak ketiga. Teori ini menjadi fenomenal karena mendobrak teori-teori mapan yang sudah ada, dan sampai saat ini telah terbukti secara ilmiah. Teori ini memandang konsep waktu tidak seperti yang selama ini kita gunakan, yaitu berupa sebuah timeline (rentet waktu), namun memandangnya sebagai sebuah relativitas. Teori ini juga mengembangkan pemikiran untuk terciptanya sebuah mesin waktu, dimana manusia bisa kembali ke masa lalu atau menuju ke masa depan jika dapat bergerak diatas kecepatan cahaya.

Sejak beberapa dekade yang lalu, berkembang sebuah teori baru yang disebut “teori untai” atau string theory. Teori ini pada dasarnya sejalan dengan teori relativitas Einstein, namun memasukkan unsur gravitasi antar objek ke dalam perhitungan. Menurut teori ini, dalam suatu skala ruang sub-atomik, masing-masing pergerakan menimbulkan gravitasi satu sama lain, dan oleh karenanya saling berpengaruh. Perkembangan teori ini menunjukkan suatu hal fenomenal, yaitu semesta tempat kita berada tidak hanya terdiri dari satu kesatuan dimensi (dimensi ruang tempat kita berada), namun besar kemungkinan terdiri dari multi-dimensi ruang, dimana dimensi-dimensi ruang tersebut terhubung oleh dimensi waktu. Sampai dengan hasil penelitian pada saat ini, selain dimensi yang kita tinggali, terdapat lima dimensi ruang lainnya yang juga eksis dan ada dalam kehidupan semesta, sehingga jumlah keseluruhan dimensi ruang menjadi enam buah dimensi yang terhubung oleh waktu. Dimensi-dimensi tersebut adalah nyata, namun hubungan antar dimensi hanya dapat dilakukan dalam skala sub-atomic dengan kecepatan yang super tinggi.

Jadi, dalam kehidupan kita, terdapat 10 dimensi, yaitu Dimensi Titik, Dimensi Garis, Dimensi Bidang, Dimensi Ruang (yang kita tinggali), lima Dimensi Ruang lain, dan Dimensi Waktu sebagai penghubung. Hal yang menarik adalah, terbuka suatu kemungkinan adanya kehidupan-kehidupan lain, di alam yang sama, di tempat yang mungkin sama, pada saat yang sama, namun saling tidak menyadari keberadaannya satu sama lain kecuali melalui sebuah hubungan dalam kondisi tertentu.

Sampai di sini, saya kembali teringat mengenai tingkat-tingkat langit. Apabila tingkatan langit bukanlah tingkatan tempat, namun merupakan tingkatan Dimensi Ruang, maka bagi saya cukup masuk di akal bahwa kita manusia hidup dalam kebersamaan dengan alam barzhak (alam astral), dan entah di tingkatan mana kita berada. Menjadi cukup masuk akal juga bahwa melalui cara-cara supranatural, dimana roh, pikiran, perasaan manusia menjadi medianya, kita dapat berhubungan dengan dimensi lainnya. Menjadi masuk akal bahwa di tempat saya mengetik pada saat ini, ada “sesuatu” atau “seseorang” yang lain tengah mengerjakan hal lain yang berbeda, dengan situasi yang berbeda. Bisa jadi pula bahwa surga dan neraka merupakan sebutan untuk Dimensi Ruang yang lain tersebut. Meyakini teori untai ternyata sejalan dengan kepercayaan dan spiritualisme yang berkembang dalam sejarah kehidupan umat manusia !

Jika roh bisa bergerak melebihi kecepatan cahaya, maka kita (yang memiliki roh) bisa berpindah dari satu tingkatan ke tingkatan yang lain, dengan cara meninggalkan badan kasar kita. So, kemana perginya roh orang yang meninggal dunia ?

Satu yang saya juga yakini secara pribadi, bahwa seluruh Dimensi Ruang memiliki “aturan main”, sehingga kita tidak mungin berpindah-pindah semau kita. Ada suatu Kekuatan Utama yang memegang peranan untuk hal tersebut, dan Dia lah yang mencakup ke sepuluh dimensi, berada di luar pengaruh dimensi-dimensi tersebut, serta menjadi pencipta dimensi-dimensi tersebut, the Supreme Being, God.

Sukar dipercaya oleh akal kita yang terbatas, namun cukup dapat diterima oleh imajinasi. Akhirnya, kembali lagi kepada agama-agama dan kepercayaan kita, saya yakini pada dasarnya mereka membimbing kita, dengan cara yang tidak kita sadari dan mengerti, untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi daripada tingkatan dimana kita berada sekarang, atau mencapai tingkatan tertinggi yang disebut surga.

Jadi, surga itu tempat atau keadaan ya . . . ? Bingung . . . ! !

Mohon pengertian para sobat bahwa tulisan ini merupakan opini pribadi saya, dan apabila ada sobat yang lebih tahu dan memandang pemahaman saya mengenai string theory tersebut tidak tepat / tidak benar, saya harapkan komentar serta kritiknya, agar kita dapat sama-sama berkembang dalam pemahaman spiritual mengenai kehidupan ini.

Baca Selanjutnya...

  © Blogger template AutumnFall by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP