Add to Technorati Favorites   Personal Blogs   Top Blogs   Blog directory   Blogs Topsites - TOP.ORG   Personal blogs & blog posts   kehidupan, hidup   Personal Blogs - BlogCatalog Blog Directory

06 September, 2009

Apa Bedanya Orang Sama Bebek ?

kehidupanYa beda lah yauw... , anak TK juga tauk !

Orang punya mulut, bebek paruh. Orang punya tangan, bebek sayap. Orang punya rambut, bebek bulu. Saya sih yakin, kalau ini sebuah teka-teki, para sobat bakal dengan mudah menyiapkan ratusan jawaban yang valid, termasuk orang punya otak, bebek nggak (nah, yang ini nggak bener...).

Memang judulnya begitu, tapi sebenarnya inti posting ini bukan mau menekankan bedanya orang sama bebek, yang semuanya udah tahu jawabnya. Saya terisnprirasi oleh tulisan Mister Eckhart Tolle dalam bukunya "The Power of Now", yang mengatakan bahwa ada sesuatu yang bisa dipelajari dari kehidupan bebek untuk meningkatkan kemanusiaan kita sebagai orang.


Nah, gini ya cerita dari si Mister, yang saya bawakan kembali dengan gaya sedikit bebas.


Bebek yang Memiliki Batin Manusia

Mister nenyampaikan pengamatannya bahwa setelah dua ekor bebek berkelahi, mereka akan langsung berpisah dan berenang ke arah yang berlawanan. Terus, dua-duanya bakal mengibaskan sayap-sayapnya dengan keras beberapa kali, untuk melepaskan energi berlebih yang terbentuk selama perkelahian tadi. Setelah mereka mengibaskan sayap, mereka kembali mengapung dengan penuh kedamaian, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Coba kalau bebek itu punya pikiran kayak orang, mungkin selesai berkelahi salah satu bebek akan bercerita dalam benaknya, "Gua nggak nyangka dia ternyata begitu, seenaknya aja merebut tempat gua. Dia pikir yang punya kolam ini dia sendiri aja, apa. Serakah banget, gua nggak bakal percaya dia lagi. Lain kali pasti dia akan mencoba hal lain buat mengganggu gua, gua yakin dia udah merencanakan sesuatu. Tapi bukan gua namanya kalau gua diam aja. Gua bakal kasih dia pelajaran!".

Demikian seterusnya pikiran memutar kisah-kisah itu, masih memikirkan dan membicarakannya selama berhari-hari, berbulan-bulan, atau beberapa tahun kemudian, sementara pertengkaran nggak pernah usai. Emosi dan ego bebek menguasai dirinya, merangkai cerita yang merangsang emosi dan ego selanjutnya. Alangkah repotnya hidup si bebek jika dia memiliki batin manusia. Tapi, seperti inilah kebanyakan manusia menjalani hidupnya setiap saat, termasuk saya yang nulis. Nggak ada situasi atau kejadian yang pernah benar-benar selesai. Pikiran dan hasil pikiran membentuk tema "Saya dan Cerita Saya", yang membuat hal ini terus berlangsung.

Mister mengajarkan bahwa setiap bagian dari alam, setiap bunga dan pohon, dan setiap hewan memiliki pelajaran penting untuk diajarkan kepada kita jika kita mau mengerti, melihat, dan mendengarkan. Pelajaran dari bebek adalah ini: "Kepakkan sayapmu - yang diartikan sebagai "lepaskan cerita tersebut" - dan kembali lah pada satu-satunya tempat kekuatan, yaitu saat ini".


Perbedaan Manusia dengan Bebek

Meskipun si Mister sangat jauh lebih ngetop dari saya, punya jutaan penggemar, dan ahli di bidang perbebekan ini (ha ha ha), namun saya kurang sependapat sama si Mister menggunakan cerita ini sebagai analogi bagi kita untuk lepas seluruhnya dari masa lalu. Saya anggap si Mister terlalu menyederhanakan persoalan, dan dengan sedikit tersinggung saya akan berkata :"Emangnya gua bebek !?". Nah, emosi lagi .......

Sebenarnya, ada dua pertimbangan objektif (setidaknya menurut saya) yang membuat cerita diatas terlalu menyederhanakan persoalan :

1. Otak manusia bukan otak bebek
Manusia dewasa memiliki volume otak sekitar 1.350 cc, sementara seekor bebek dewasa paling-paling memiliki volume otak sebesar 25 cc. Jadi, volume otak manusia sekitar 54 kali volume otak bebek. Kalau otak dianggap sebuah komputer, bebek vs manusia mirip dengan kalkulator vs kompu pentium IV (he he...). Dengan perbandingan tersebut, respon manusia terhadap suatu masalah jelas akan jauh lebih kompleks daripada respon bebek terhadap suatu masalah. Manusia punya banyak memori masa lalu dalam otaknya, sementara bebek cuma punya sedikit. Itulah bedanya orang sama bebek. Kalau manusia disuruh jadi kayak bebek, mungkin kita nggak akan pernah beranjak dari sejarah sebagai manusia gua.

2. Manusia punya pikiran, sementara bebek cuma punya naluri

Volume otak yang kita miliki membuat kita mampu untuk berpikir, termasuk menganalisa, bercerita, bergumam, merancang sesuatu dengan baik, sementara bebek lebih menggunakan nalurinya lantaran otaknya tidak dirancang untuk berpikir. Karena kemampuan manusia untuk berpikir, manusia memiliki ego yang menghasilkan segala emosi seperti: kemarahan, hawa napsu, keserakahan, ambisi, dan lain-lain. Nah, ini yang bebek nggak punya. Menyederhanakan manusia menjadi bebek akan kembali mengundang cemoohan : "emangnya gua bebek...".
Saya yakin, bang Rommi Rafael yang jago menghipnotis orang, nggak bakal bisa menghipnotis seekor bebek, karena hipnotis "menyerang" pikiran bawah sadar, sementara bebek nggak punya pikiran bawah sadar, he he he ...


Namun, terlepas dari penyederhanaan tersebut, yang saya yakin mister Eckhart juga tidak bermaksud begitu, memang ada pelajaran berharga dari cerita itu bagi kehidupan kita, yakni: alangkah baiknya jika kita mampu melakukan self-filtering, sehingga segala kejadian buruk yang dicerna oleh pikiran tidak menghasilkan emosi-emosi yang melayani ego (seperti contoh diatas: kemarahan dan prasangka), tetapi menghasilkan pembelajaran bagi kehidupan mendatang seperti kewaspadaan, kemandirian, kebijaksanaan, dan lain-lain. Nah, ini baru susah !

Harus saya akui, dalam hal ini kita tidak lebih baik dari seekor bebek. Dalam ranah pribadi, manusia bergumul dengan luka batin dan trauma karena kurang berfungsinya self-filtering ini. Dalam ranah sosial, entah berapa banyak kecurigaan antar kelompok, prasangka akibat brain storming (disengaja maupun tidak disengaja), pengkotak-kotakkan, yang memicu perseteruan dan perang antara saudara sendiri. Terlepas dari kepentingan politik tertentu yang mungkin menungganginya, di negara ini cukup banyak konflik yang pernah mencuat seperti konflik Ambon, Poso, Sampit, dan lain-lain. Internationally speaking, perang dingin AS-Uni Soviet, perang berlatar belakang agama, ketegangan antar bangsa di dunia. Cerita bebek diatas memiliki peran di balik segala hal tersebut, walaupun tingkat dominasinya berbeda antara kasus yang satu dengan kasus lainnya.


Saya Harus Lebih Baik dari Bebek !

Karena saya nggak mau kalah sama bebek, saya berikrar untuk menjadi lebih baik dari bebek. Bebek hanya sedikit menyimpan masa lalunya, tapi banyak masa lalu yang tersimpan dalam memori saya. Dengan mencoba menyibak kembali segala cerita pahit masa lalu dari pikiran sadar maupun bawah sadar, saya harus menjadikannya alat pembelajaran daripada pemicu emosi semata. Saya memiliki rencana masa depan, dan saya berharap pelajaran masa lalu (pengalaman) membuat saya lebih matang dalam segala tindakan untuk masa depan yang dicita-citakan. Saya menang dua langkah, karena bebek nggak punya future planning.

Dan seperti seekor bebek, ketika kejadian buruk memicu emosi dan kemarahan, saya berharap bisa berteriak kencang-kencang melepaskan semua emosi tersebut (bebek nggak bisa berteriak, cuma bisa mengepakkan sayap), untuk kemudian mengambil pelajaran dari kejadian tersebut alih-alih menyimpan emosi tersebut berlarut-larut.

Apa bisa ya saya lebih baik dari bebek ?

Walahualam ..... , jangan pernah anggap remeh seekor bebek !




21 comments:

NURA 06 September, 2009 08:00  

salam sobat
siip nich artikelnya
masa orang sama dengan bebek,,jelas beda laaahh..

ruri 06 September, 2009 08:05  

kita memang mesti banyak belajar. dengan bebek juga nggak pa..pa.. terkadang manusia lebih parah dari pada binatang. nice artikel.

sumenep 06 September, 2009 17:30  

manusia bisa makan bebek tapi kalo bebek gak bisa makan manusia

Iklan Baris 06 September, 2009 22:09  

waduh heheheh kudulnya lucu, ada2 aja ni hihihihi....ya jelas beda lah ya, namanya juga hewan ma manusia, pasti berbeda :D tapi ada juga manusia yang kayak hewan, yaitu kelakuannya :D

Iklan Gratis

sangun 07 September, 2009 00:36  

bebeknya bagus..artikel & gambarnya
eh, tapi bebek nggak bisa merenungi masa lalu , ya mas
masa lalu utk direnungi dan dijadikan pembelajaran utk menuju kearah yang lebih baik.
thanks,..nice info

Martin Juanda 07 September, 2009 06:17  

Wew. . .dari liat judulnya saja sudah timbul ketertarikan saya utk membaca artikel ini. Kemudian membaca paragraf awal (kalimat pembuka) rasa ketertarikan pun bertambah. Yg bikin 'greget' saat sampai di inti artikel, bawaanya pengen langsung ksh komentar, hehehe. . .tp setelah melanjutkan sampai akhir, hanya senyum yg bisa mengekspresikan pendapat saya tentang artikel ini.

Kagum euy sama yg pny blog ini, jago memainkan perasaan pembaca lwt artikel2 yg dibuatnya. Masalah kecil dan sederhana bisa menjadi bacaan yg menarik dan penuh petuah bijaksana seperti artikel 'bebek dan manusia' ini.

Walahh. . .jd kepanjangan, salam sukses aja sob :)

Unknown 07 September, 2009 09:49  

keren bebeknya,lebih keren lagi joker,hehehe

Mommy Mayonnaise 07 September, 2009 11:28  

Pemikiran si Mister, bagus juga sih, Mas. Tapi aku setuju kalau dia memang agak terlalu menyederhanakan permasalahan. Coba seandainya saja, cara berpikir manusia sesederhana bebek, kita memang tidak akan pernah maju. Lagipula, permasalahan manusia kan bukan sekedar "berebut kolam" saja. Tapi juga harus memikirkan bagaimana agar kolam yang ditinggalinya itu bisa menghasilkan sesuatu. Bagaimana agar ada pasangan yang mau tinggal bersamanya di kolam itu. Bagaimana agar kolam itu aman dari serangan bebek lain, dan sebagainya.

Tapi kalau untuk cara menghadapi masalah dengan tidak memperpanjangnya, aku sih setuju mas :)

kreatips 07 September, 2009 14:17  

kreatips euy, mengambil sesuatu yang baik dari bebek

Macam2 Info 07 September, 2009 15:45  

tapi ada kelebihan bebek,dia bisa terbang & kita manusia gak bisa...

hijau-lumut 08 September, 2009 05:19  

wah... postingannya menarik..
Jadi ingat buku karang Solihin "Jangan Jadi Bebek" nih. Pesannya : jangan suka ikut-ikutan (seperti tingkah bebek).

Hermanus 08 September, 2009 15:07  

kalau bebek hidupnya diair dan manusia hidupnya didarat, hi hi, salam kenal aja ya.

Bellar 08 September, 2009 21:46  

@Nura, @mencari blogpreuneur sejati, @sumenep, @iklan baris, @Blog Joker, @macam-macam tips, @hermanus, orang memang jauh lebih sempurna dari bebek kok, karena kodratnya memang begitu, ha ha

@ruri, @sangun, @kwangkxz, @NumB3r, @Mommy Mayonnaise, @kreatips, @hijau lumut, @wahyu, @waroengdollar, betul banget, banyak dari alam di sekeliling kita yang dapat dipelajari untuk membuat kita menjadi lebih mawas diri.

Ahmad Zulfadhli Zulkefli 09 September, 2009 06:31  

Kita x boleh menangguh-nangguhkan perakra yg baek tp kite harus meninggalkan/melupakan perkara yg x baek... =)

pengumpul blog 10 September, 2009 06:00  

salam sobatku...
Artikel yang menarik perhatian saya. Tapi yang penting manusia lebih baik dari bebek.

HeQris 10 September, 2009 06:30  

nice post sob,,mantep bebeknya.
minta bebeknya bleh sob,,"gak nyambung" xixixi,,tanks info sob

rendy 26 Januari, 2011 12:05  

artikel yang bagus...kadang sebagai manusia kita juga harus belajar dari perilaku dan filosofi hewan atau tumbuhan...semuanya mahluk hidup..hanya saja manuasi yg lebih tinggi derajatnya karena dibekali akal...

Posting Komentar

  © Blogger template AutumnFall by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP